Selasa, 22 Juli 2008

Engkau Inspirasi dalam hidup Ku


Tertatih dia berjalan, terkadang batuk itu begitu keras terdengar, mungkin paru-parunya telah terenggut oleh jahatnya asap rokok yang memang tak bisa terlepas dari hari-harinya. senyumnya seringkali hadir begitu teduh menyapaku, padahal aku tahu kesedihan dan penderitaan hidup bersembunyi dibalik senyum yang sangat alami itu. entah berapa banyak lagi do'a dan inspirasi yang telah dia beri kepada ku, mereka, dia, dan siapapun yang pernah bertemu dengan sosok lelaki tua yang sangat sarat akan wibawa walau penuh dengan kesederhanaan.
siang itu aku sampai di depan gubuknya yang sederhana, dengan penuh khidmah aku melangkah masuk kedalam pekarangan rumah, kudapati dia yang ku hormati sedang bergelut dengan tanah, senyum yang tak pernah putus dari kepribadiannya benar-benar teduh menyapa kehadiranku, begitu ikhlas aku lihat, ku lihat tangan kokohnya yang mulai renta menyibak-nyibak sisi celana guna mengusir kotoran yang masih melekat di tangannya, Tuhaaaann...begitu ikhlas dia menyapa ku...(berikan padanya senyum abadi, karena murni kasih-nya, bagaikan murni cinta-Mu kepada kami)
kehadiranku ke rumahnya, yang biasanya membawa ratusan masalah tak pernah di hadapi tanpa kasih sayang pada ku, dia tahu kaehadiranku selalu mengurai masalah, harus berapa uang lagi yang berhambur dari tangannya, itu pikirku! tapi dia tak berpikir begitu!, tiap tangan ku menadah, mungkin terbersit di dadanya "kapan dia berfikir memperindah dirinya, lebih membuat layak hari-harinya", tidak! ternyata rokok itu telah cukup sebagai rekreasi penyembuh penat yang selama ini aku perbuat kepadanya...sungguh bijak!!!Tuhaaaannn begitu iklas dia padaku...(Rahmani dia Tuhan....seperti keikhlasan-Mu kala merahmani ku....)
malam itu aku disambut dengan sepenuh hati, dalam setiap sholat tak pernah kulihat dia lepas dari mendo'akan aku...dalam sujudnya butiran air mata seringkali jatuh di atas sajadah, Tuhan dia bukan takut pada-Mu...dia berharap kesejahteraan ku di dunia dan akhirat-Mu, dalam pertengahan malam tak pernah sepi do'a yang meluncur dari kedua belah bibirnya yang menghitam akibat rokok yang ditunjuk jadi pandampingnya...ku tahu dia berdo'a untuk aku, bukan untuk dirinya, karena hidup baginya perjuangan memerdekakan orang lain disekelilingnya, Tuhaaannn...begitu besar pengorbanannya...(Rabb...korbankanlah dzat-Mu untuk dia yang mampu berkorban untuk orang lain di sekelilingnya...)
pagi itu...sejuknya shubuh menghantarkan dia dalam menikmati persetubuhan dengan-Mu Tuhan, tak lupa sentuhan tangannya membangunkan ku dari mimpi indah yang di bawa oleh para punggawa syetan untuk melelapkan ku, dalam ibadahnya aku tahu bukan engkau tujuannya, karena sorot matanya berkata padaku, engkau adalah segalanya dan dengan menghantar aku, maka dia telah menghantarkan dirinya pada-Mu, maka hampir tak aku lihat do'a dia pada-Mu intuk dirinya. Ya...semua itu di tunjukan pada ku, butiran do'a itu untuk aku...bukan untuknya, semangat itu untuk ku, inspirasi itu untuk ku, segala hidupnya, usahanya, langkahnya, perjuangannya, bahkan mungkin matinya, dia telah mengabdi padaku, anaknya....ayah, hanya surga Tuhan tempat yang pantas buatmu, tak ada yang mampu membalas budi mu...karena perjuanganmu ikhlas, bahkan bukan untuk melirik surga yang diperebutkan para alim ulama...keadilan Tuhan akan mengiring mu menuju keindahan syurga...nikmatilah keindahan itu sebagai ganti kelelahanmu kala mendidik aku...
dari aku-anakmu-

Tidak ada komentar: