Sabtu, 30 Agustus 2008

Ramadlan..ah Ramadlan lagi...

oleh: el-Faridzie

Cahaya mentari benar-benar enggan menyapa ku dipagi ini, ku sibak selimut dan ku 'longok' jam di telepon selular ku ternyata jam telah menunjukan pukul 11 siang. Menyadari sang mentari terus menanjak menuju ubun-ubun kepala, para cacing di perut ku tak terima dengan kelengahan ku, mereka meronta berharap perut kosong itu cepat terisi. Tanpa pikir panjang aku pun bergegas menyibak air kolam dan memercikannya ke muka ku, lantas pergi..... inilah kebiasaan ku setelah makan, setelah kekenyangan terasa malas untuk bergerak, ku tengok kasur tempat peraduan ku terlihat begitu nyaman dan menggairahkan untuk kembali ku tiduri, toh aku tak perlu malu pada sang mentari, karena terkadang ku tahu dia pun kaget melihatku -karena aku jarang terlihat oleh sang mentari, terlebih mentari pagi-, namun siang ini aku paksakan untuk tak memanjakan rasa malas yang terkadang sudah menjadi bagian dalam hari-hari ku, ku paksa meletakkan pantat ku -yang kata nya semok- di atas bangku keras sambil ku nyalakan komputer dan ku 'connect'kan internetku.satu persatu ku baca pesan yang masuk di email ku, "tak ada yang menarik" kata ku dalam hati, begitu pula setelah ku buka friendster ku, ternyata tak ada satu pun pesan maupun testimoni yang masuk untuk ku, 'siang ini begitu menjemukan', pikir ku.akhirnya dengan sisa semangat yang tinggal beberapa keping aku coba buka-buka netlog yang secara tidak sengaja aku buat karena iseng buka-buka netlog seorang pria ber istri berwajah ganteng -tapi masih gantengan aku seh-, betul! dia adalah bang sholeh isre, pria berwajah khas ketimuran dan low profile ini adalah salah seorang bos ku di LKiS -bang, jangan lupa traktiran n' rokok nya ya-. syahdan, netlog ini pun aku 'obrak-abrik' -karena pada dasarnya memang ga ngerti- ku pasang photo, buat slide photo, naruh video, dan juga iseng-iseng 'ngisi' jurnal, ya... tulisan ini ku tulis di tengah-tengah kebosanan, kebingungan, ke be-te an, dan semua hal yang paling menjemukan lainnya dalam salah atu hari-hari ku, padahal aku tahu hari esok sudah Ramadhan -yang katanya sayyidussuhur, sahrus syiyam, syahrul qiyam, dan beribu pujian lain nya, tapi buat aku sama saja -toh hingga hari ini aku masih seperti ini saja-."Marhaban ya syahru romadlon, Marhaban yaa Syahrushiyami...Marhaban Yaa Syahrur Ramadlan, Marhaban Yaa syarhul qiiyami" ku bayangkan bait-bait syair itu akan terus berkumandang mengiringi kedatangan sang tamu agung -ramadhan-, Tuhan...berkali-kali kau kirimkan Ramadlan pada ku, berkali-kali pula ku hempaskan dia dalam banyak hal tak bermakna dalam hidup ku.aku hanyalah lelaki biasa yang tak ingin berlebihan dalam memaknai ramadlan, mungkin dia tak kusambut dengan meriah, tak ku puja dengan khidmah, tak kunikmati denga penuh citra rasa dan tastefully.karena ramadhan bagi ku adalah sebuah sebuah tahun ajaran baru bagi sebuah sekolah, dengan Tuhan sebagai guru nya, 'berguru kepada allah' -meminjam istilah Abu Sangkan-, "Ya ayyuhalladzina aamanu" saya maknai sebagai panggilan kepada mereka yang beriman untuk memasuki madrasah al-mutamayyizah, satu paket kurikulum telah disiapkan dalam bulan ramadlan, pelajaran sabar, toleransi, akidah, syari'ah, tasawuf, bahkan pelajaran ekonomi pun telah siap di hadirkan, karena Allah yang menjadi guru dan penilai maka kemampuan menyontek dan berbuat curang-pun menjadi suatu hal yang mustahal atau hil yang mustahil, kita di tuntut untuk objektif dan sportif dalam menghadapi tiap pelajaran dalam paket kurikulum ramadhan.30 hari kita masuk dalam kelas ke-Tuhan-an, datangnya bulan syawal merupakan sebuah barometer awal sebuah kelulusan, syawal bukanlah pesta bagi semua mu'min, karena -selayaknya sebuah pengumuman kelulusan- tidak semua dari kita berhak menyandang prediket lulus, lihat lah hasil UAN tahun ini! apakah semua putra-putri indonesia tertawa??! tengoklah beberapa diantara mereka yang bersedih, menangis, meratap, pingsan, bahakan di bebrapa kota mereka bunuh diri karena keputus asa-annya.namun, tidak dengan hadir nya syawal -kita biasa menyebutnya 'lebaran'- kita semua bersorak, kita gembira, yang menangis hanyalah mereka yang tak memiliki harta, bukan mereka yang introspeksi kegagalan dalam menjalani pendidikan ke-Tuhan-an dalam paket pendidikan Ramadhan!!! lalu, sejauh mana kita mampu memaknai hakekat hadirnya sayyidussuhur? karena hati kecil saya berkata, "tak mungkin allah kirim bulan yang sangat mulia ini hanya untuk bersenang-senang dan menambah kemeriahan pesta syahwat manusia...akhirnya, saya hanya bisa berkata "ramadlan ah ramadlan", ramadlan tak lagi mulia, namun hanya sebuah rutinitas riuhnya pesta anak manusia.wallahul munafik ila aqwami a-thariq,
wassalamu'alikum wr.wb.,

Khaerulazmi.blogspot.com
khaerulazmi.multiply.com
kombas.wordpress.com
azmie_lkis@yahoo.com

Tidak ada komentar: